Foto: dok.detikFood/Bayu Ardi Isnanto
Mr.Tako, Solo - Warung takoyaki dan ramen milik Hada Hiroshi (62) di Solo ini tak pernah sepi pembeli. Orang-orang rela antre demi mencicipi makanan buatan orang Jepang tersebut.

Pukul 11.30 WIB, warung Hiroshi yang berada di gang kantor Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Solo itu sudah mulai didatangi pembeli. Mereka harus memesan terlebih dahulu atau pre order, lalu makanan mulai dimasak pada pukul 15.00 WIB.

Menu andalan Warung Hiroshi adalah takoyaki. Camilan berbentuk bola-bola yang terbuat dari adonan tepung dengan isian potongan daging gurita dan bahan lainnya ini menjadi menu yang paling laris. Tak sampai pukul 14.00 WIB, pesanan takoyaki sudah penuh karena hanya dibatasi 100 porsi.
Oishii! Takoyaki dan Ramen Buatan Warung Hiroshi di SoloFoto: dok.detikFood/Bayu Ardi Isnanto

DIBACA JUGA : 10 BENDA YANG BISA BIKIN KITA NAIK KASTA DI KELAS PAS SD

Hiroshi dan istrinya, Nurul Dewi Saraswati (41), dibantu enam orang saudaranya mengelola warung. Hiroshi sendiri yang mengajarkan cara memasak makanan seperti yang biasa dijual di Jepang.

Saat berjualan, Hiroshi terlihat di gerobak depan warung sambil memasak takoyaki dalam cetakan berlubang bundar. Berbentuk bola-bola dan disajikan hangat mengepul. Sekali memasak takoyaki Hiroshi butuh waktu 20 menit untuk menghasilkan 8-12 porsi.

"Harus dimasak 20 menit sampai bentuknya bulat. Isinya gurita, daun bawang, remukan ikan," kata salah satu pegawai.
Oishii! Takoyaki dan Ramen Buatan Warung Hiroshi di SoloFoto: dok.detikFood/Bayu Ardi Isnanto

Takoyaki dihidangkan dengan saus yang mereka racik sendiri. Harganya Rp 10 ribu per porsi dengan isi tujuh butir takoyaki.

Selain takoyaki juga tersedia menu ramen. Dengan pilihan ramen kuah shoyu dan shio yang harganya Rp 12.000. Sementara ramen kuah kari dan miso dihargai Rp 13.000. Sementara gyoza goreng atau bakar dijual seharga Rp 5.000 dengan isi lima buah.

Nurul menceritakan awal pertemuannya dengan Hiroshi saat bekerja sebagai penari jawa di Jepang pada 1998. Lulusan SMKI Surakarta itu menikah dengan Hiroshi pada 2002.
Oishii! Takoyaki dan Ramen Buatan Warung Hiroshi di SoloFoto: dok.detikFood/Bayu Ardi Isnanto

Tahun 2016, Nurul pulang ke Indonesia. Setahun kemudian, yakni setelah Hiroshi pensiun dari pekerjaannya, menyusul istrinya dan menetap di Indonesia.

Dalam dua tahun terakhir, Hiroshi sempat bekerja serabutan, mulai dari membantu mengecat rumah tetangga, membersihkan kebun hingga menggali kuburan. Sampai akhirnya dia berjualan masakan Jepang.

"Dia kan memang terbiasa bekerja. Sampai di sini, pekerjaan apapun juga dilakukan," kata Nurul.

Ide berjualan takoyaki dan ramen berawal dari hobi dan kemampuan memasak yang dimiliki Hiroshi. Mereka lalu membuka warung takoyaki dan ramen pada bulan Juli 2019.

"Sejak dulu suka memasak saat di Jepang. Apalagi waktu musim panas, biasa masak-masak. Tapi tidak dijual, dimakan buat keluarga, buat teman-teman kantor," kata Nurul yang kini memiliki empat anak.
Oishii! Takoyaki dan Ramen Buatan Warung Hiroshi di SoloFoto: dok.detikFood/Bayu Ardi Isnanto

Menurutnya, Hiroshi pernah mencicipi takoyaki saat berada di Jakarta, namun rasanya tak seperti di Jepang. Beruntung Hiroshi juga membawa peralatan masak takoyaki saat pindah ke Indonesia.

"Awalnya kita coba di rumah saya, dijual ke tetangga, ternyata pada suka. Lalu saya pindah ke Pucangsawit sini, rumah adik saya. Awalnya tidak ramai, sampai ada yang masukkan ke medsos, viral," ungkap warga Bekonang, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo ini.

Warung Hiroshi hanya tutup pada hari Senin. Selain itu, warung ini juga tutup pada hari Minggu pekan ke-1 dan ke-3.